Cara Membuat Badik Beracun ternyata banyak dicari oleh berbagai kalangan. Sebab dijaman dahulu badik terkenal karena kadar racunnya yang sangat mematikan. Dari asal namanya, Sulawesi, berkaitan dengan Besi. Di zaman kerajaan,
Luwu telah mengekspor bijih besi keberbagai daerah di nusantara.
Sulawesi memang kaya dengan besi. Sehingga sangat wajar bila di
Sulawesi, lahir badik dan parewa bessi lainnya (senjata dari besi) yang
berkualitas. Ada badik/parewa bessi yang tidak terdeteksi detektor
metal, ada yang tidak bisa ditangkap petugas, ada yang mampu meredupkan
dan memadamkan lampu, ada yang bila bertemu lawan langsung bergerak
sendiri dan sebagainya.
Keunggulan besi dari Sulawesi setidaknya karena beberapa hal berikut :
1. Material
Keunggulan besi dari Sulawesi setidaknya karena beberapa hal berikut :
1. Material
Besi Sulawesi mengandung meteorit dan nikel. Sehingga tingkat kekerasannya tinggi dan mausso. Ekspor besi dizaman kerajaan telah membuktikan bahwa memang besi dari Sulawesi (Luwu) memiliki kualitas nomor satu.
Jenis besi Malela, dianggap sangat berbisa (mausso) karena
materialnya. Namun tidak berarti jenis besi lain tidak mausso. Dalam
tradisi tutur ditemukan bahwa besi yang mausso hanya perlu sedikit
menggores untuk mampu membunuh lawannya. Untuk menambah kadar mausso
sebuah badik atau besi, digunakan hati dan empedu kadal (buccili) dan
katak (tuppang).
2. Proses Penempaan
Besi ditempa menjadi badik dan parewa bessi lainnya. Prosesnya
tidak sembarang. Sang Pandai Besi (Panre Bessi) mesti tahu jenis senjata
dan sissik yang sesuai dengan penggunanya. Setelah pemilihan
material dan mengetahui jenis senjata yang akan dibuat, maka dipilih
hari yang baik untuk memulai penempaan. Selama proses penempaan, kondisi
jiwa panre besi sangat berpengaruh terhadap kualitas badik atau parewa
bessi yang dihasilkan
3. Pemasangan Badik/Parewa Bessi pada Gagang (Pamussa’)
Pemasangan bilah pada gagang disebut Pamussa’ atau Panetta’. Bilah
badik/parewa bessi lain yang sudah selesai ditempa akan dipasang
digagang supaya prosesnya sempurna. Bilah tidak asal dipasang di gagang.
Ada niat, doa dan gau tertentu sebelum dipasang.
4. Bentuk Fisiologis dan Suke’
Badik dan Parewa bessi mesti menyatu dengan penggunanya pada sebuah
pertarungan. Oleh karena itu, desain gagang mesti cocok dengan bentuk
dan ukuran tangan pengguna. Demikian ukuran besi tersebut. Untuk
kelewang/sudang/alameng/la’bo sepanjang lengan. Sehingga tidak terlalu
ringan juga tidak terlalu berat. Untuk badik dan keris, ukuran umumnya
adalah sejengkal. Sehingga tidak terlalu pendek dan tidak terlalu
panjang.
Bentuk gagang pedang alameng/la’bo/sudang/sinangke sedemikian rupa.
Sehingga saat diayun, memberikan kekuatan maksimal pada bagian ujung
pedang.
Bentuk gagang keris dan badik sangat mantap untuk digengam.
Sehingga kemungkinan terlepas dari pegangan bisa lebih kecil. Demikian
pula tumpuan ditapak tangan selurus dengan bagian gagang yang bengkok
(rekko) sehingga daya dorong dari tangan bisa dimaksimalkan ke ujung
besi.
Badik jenis gecong memiliki keseimbangan, ditambah rekko pada gagangnya memaksimalkan genggaman penggunanya.
5. Pandai Besi (Panre Bessi)
Bagi orang Sulawesi, badik dan parewa bessi bukan sekedar barang
yang terbuat dari besi. Tapi lebih dari itu. Badik/parewa bessi dianggap
saudara. Sebab pada kondisi terburuk, hanya badik/parewa bessilah yang
menemani orang Sulawesi hingga diakhir hayatnya pada sebuah pertarungan.
Oleh karena itu, badik dan parewa bessi lainnya haruslah memiliki
keunggulan. Faktor paling berpengaruh adalah pandai besi itu sendiri.
Dengan kualitas spiritual sang pandai besi, bukan hanya mampu membuat
badik/parewa bessi yang baik. Namun juga memiliki tuah tertentu.
Cara Membuat Badik Beracun
Biasanya konstruksi pada Badik memiliki garis-garis yang ada di badan senjata sehingga terlihat seperti
guratan atau bercak-bercak. Hal ini karena dalam proses pembuatannya
menggunakan berbagai macam campuran baja agar Badik memiliki daya tahan
yang tinggi serta menghasilkan senjata yang sangat tajam dan tidak mudah
patah. Selain itu, karena ditempa dengan panas yang tinggi sehingga
terlihat seperti ada bekas lelehan.
Badik dikenal memiliki racun
yang mematikan. Siapa saja yang kena sabetan pada kulit tubuh, maka bisa
dipastikan akan terluka parah ataupun meninggal. Racun yang biasanya
digunakan masyarakat Lampung yaitu Bacem Kodok. Cara membuat racun
tersebut memang unik karena bahan racun diambil dari tubuh hewan Kodok.
Proses pembuatan racun Bacem Kodok yaitu
dengan cara merendam Badik pada ember yang telah berisi air dan tubuh
binatang kodok yang telah dikeluarkan isi perutnya. Proses perendaman
memerlukan waktu sekitar 3 hari 3 malam. Setelah itu, Badik dijemur.
Kemudian setelah kering, maka senjata ini sudah mengandung racun yang
mematikan bagi manusia maupun binatang. Sedangkan untuk menghilangkan
racun tersebut, yaitu Badik diletakkan di dalam bambu dan menguburnya di
bawah tanah selama mungkin.Dari berbagai sumber