Dimata orang Bugis, Badik atau dalam bahasa bugis disebut Kawali bukan hanya sebagai senjata untuk membela diri, namun setiap jenis badik dipercaya memiliki makna kekuatan sakti (gaib).
Kekuatan ini dapat mempengaruhi kondisi, keadaan, dan proses kehidupan
pemiliknya. Sejalan dengan itu, terdapat kepercayaan bahwa badik juga mampu menimbulkan ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kemakmuran ataupun kemelaratan, kemiskinan dan penderitaan bagi yang menyimpannya.
sumber: chaldot-chaldot.blogspot.com
Sejak ratusan tahun
silam, badik dipandang sebagai identitas diri dari suatu kelompok etnis
atau kebudayaan. Kawali orang Bugis pada umumnya memiliki bessi atau
bilah yang pipih, ujung runcing dan bentuk agak melebar pada bagian
ujung, disamping itu ada juga kawali dari bessi pipih dan berbentuk
lurus. Kawali pun memiliki bagian-bagian, seperti pangulu (hulu), bessi
(bilah) dan wanua (sarung). Seperti pada senjata tradisional lainnya,
kawali juga dipercaya memiliki kekuatan sakti, baik itu yang dapat
membawa keberuntungan ataupun kesialan.
Kawali Lamalomo Sugi adalah jenis badik yang mempunyai motif kaitan pada bilahnya dan dipercaya sebagai senjata yang dipercaya memiliki "Makna" dapat
memberikan kekayaan bagi pemiliknya. Sedangkan, kawali Lataring Tellu
yang mempunyai motif berupa tiga noktah dalam posisi tungku dipercaya
memiliki "Makna" akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya
berupa tidak akan kekurangan makanan dan tidak akan mengalami duka
nestapa. Itulah sebabnya, badik ini paling cocok digunakan bagi mereka
yang berusaha di sektor pertanian.
Kawali Lade’ nateyai memiliki
pamor berupa bulatan kecil pada bagian pangkal dan guratan berjajar pada
bagian matanya. Badik ini dipercaya memiliki "Makna" dapat
mendatangkan rezeki yang melimpah bagi pemiliknya. Badik ini memiliki
kemiripan fungsi dengan Kawali Lakadang yang memiliki motif berbentuk
gala pada pangkalnya.
Salah satu badik yang dipercaya
sangat ideal adalah Kawali Lagemme’ Silampa yang memiliki motif berupa
urat (ure‘) yang membujur dari pangkal ke ujung. Memiliki "Makna"
badik tersebut senantiasa akan memberikan keselamatan dan kesejahteraan
dalam kehidupannya bersama dengan segenap kaum kerabatnya.
Sedangkan Kawali Lasabbara memiliki "Makna" untuk mendapatkan kesabaran.
Kawali Ilakkoajang adalah jenis badik yang dipercayai memiliki "Makna" sebagai
senjata yang mampu mendatangkan wibawa serta derajat yang tinggi.Badik
ini memiliki motif guratan di seluruh tubuhnya. Sementara itu, sedangkan
badik yang memilki "makna" kemenangan dalam setiap pertarungan
hendaknya memiliki Kawali Latenriwale. Badik yang memiliki motif berupa
bulatan oval pada bagian ujungnya ini dipercaya dapat membangkitkan
sifat pantang mundur bagi pemiliknya dalam setiap pertempuran.
Bila dipercaya terdapat badik
yang mengandung kebaikan, demikian pun sebaliknya terdapat badik yang
mengandung kesialan. Kawali Lasukku Ja’na adalah badik yang dianggap
amat buruk. Bagi siapapun, Kawali Latemmewa merupakan badik yang sangat
tidak baik, karena dipercaya badik ini tidak dapat menjaga wibawa dan
kehormatan pemiliknya. Menurut kepercayaan, pemilik badik ini tidak akan
melakukan perlawanan kendati ditampar oleh orang lain.
Sejalan dengan kepercayaan
tersebut, terdapat Kawali Lamalomo Malaweng Tappi’enngi yang memiliki
motif berupa guratan tanda panah pada bagian pangkalnya. Dipercaya,
pemilik badik ini seringkali terlibat dalam perbuatan zina. Badik ini
memiliki kepercayaan yang berlawanan dengan Kawali Lamalomo
Rialawengeng. Konon kabarnya pemilik badik seperti ini seringkali
istrinya melakukan perzinahan dengan lelaki lain.
Apapun kekuatan sakti yang
dipercaya dikandung oleh sebuah badik, badik tetaplah sebuah benda
budaya yang akan meningkatkan identitas diri seseorang, terutama bagi
kaum lelaki. Seperti kata orang Bugis mengenai badik “Taniya ugi narekko
de’na punnai kawali” (Bukan seorang Bugis jika tidak memiliki badik).
Badik/kawali bagi
masyarakat Sulawesi Selatan mempunyai kedudukan yang tinggi.
Badik/kawali bukan hanya berfungsi sekedar sebagai senjata tikam,
melainkan juga melambangkan status, pribadi dan karakter pembawanya.
Kebiasaan membawa Badik/kawali dikalangan masyarakat terutama suku bugis
dan Makassar merupakan pemandangan yang lazim ditemui sampai saat ini.
Kebiasaan tersebut bukanlah mencerminkan bahwa masyarakat Sulawesi
Selatan khususnya suku bugis dan makassar adalah masyarakat yang gemar
berperang atau suka mencari keributan melainkan lebih menekankan pada
makna simbolik yang terdapat pada Badik/kawali tersebut.
Pentingnya kedudukan
Badik/ kawali di kalangan masyarakat bugis dan makassar membuat
masyarakat berusaha membuat/ mendapatkan badik yang istimewa baik dari
segi pembuatan, bahan baku, pamor maupun sisi’ (tuah) yang dipercaya
dapat memberikan energi positif bagi siapa saja yang memiliki atau
membawanya. Tertarikkah anda memiliki badik yang indah dan memiliki daya mistis atau bertuah sehingga menjadi koleksi yang berharga sebagai pelestari senjata tradisional nusantara ini. Badik beragam macam bentuk dan fungsi, namun ini merupakan maha karya anak bangsa yang wajib kita jaga keberadaannya, sebab badik merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia.sumber: chaldot-chaldot.blogspot.com